Darwis Pertama:
"Kota itu membuatku cemburu,"
Kata si bulbul kepada langit
Yang dipandangnya dari balik jeruji
Sangkar yang pintunya tidak terkunci.
"Aku ingin mengirimkan rindu,
Lewat angin yang berhembus
Sebab sayapku terlalu lemah
Untuk terbang jauh ke sana."
Bulbul itu menahan air matanya
Di dalam batin, menahan pula
Desahannya di dalam hati,
Diam-diam bersenandung sendiri.
"Tuanku telah memisahkan kami,
Meskipun kutahu mereka juga
Diam-diam bernyanyi,
Memendam rindu kepada Taman dan mawar,
Mencoba menjadi seekor bulbul
Biasa yang menawan
Di tengah-tengah pasar
Dan istana raja."
Kemudian, berbaringlah si bulbul,
Dan diam dalam kesendiriannya.
Darwis Kedua:
Sang Putri berlari mengitari taman labirin
mencari jalan keluar ke dunia bebas
menuju kekasih hatinya
sambil menangis lirih ia berkata,
"Duhai Kekasih... penuh sesak rasa
tak mampu lagi kutahan
istanaku tak lagi terasa damai dan indah
hanya belenggu bagi jiwa yang mencinta"
Sang Putri terus berlari
mengitari taman labirin tanpa tahu kapan ia kan temui sang kekasih hati
No comments:
Post a Comment