A View From Passionisti

A View From Passionisti

Wednesday, 2 October 2013

Awal Oktober



Seperti dirimu aku merindukan kesendirian, berjalan di antara pepohonan, dari taman ke taman, melangkah di atas daun-daun berguguran, menyongsong kehidupan abadi.

Aku mengerti tidak banyak orang yang memahami, aku ingin berhenti menuliskannya lagi, seperti saat kau berhenti mengungkapkannya dengan kata-kata tanpa suara.

Ketika kau mengatakan tentang pasar yang hiruk-pikuk di seberang, kutahan air mata di dalam dada, tak ingin kautahu bahwa aku tidak menemukan awan di langitnya lagi...warna langit pun tak lagi biru...hampa dan muram... Musim gugur telah menjelma menjadi musim dingin, hanya sejenak secercah sinar mentari yang memelukku hangat... 

Seperti dirimu aku ingin keluar dari keriuh-rendahan di dalam pasar, aku ingin menari-nari berputar dalam lingkaran sambil menyenandungkan pujian-pujian kepada mawar-mawar di taman rahasia, kemudian hanya ada aku dan kau...

Gentong besar di hatiku, begitu berat kupikul, meskipun segala isinya telah kukeluarkan, kutumpahkan ke lautan luas tempat aku jatuh tenggelam tak hendak kembali ke pesisir laut... Sekarang semuanya telah kosong, tetapi tetap membebani perjalananku jauh ke dasar dari yang terdalam... 

Seperti dirimu, aku hanya bisa menangisi keterlemparan jiwa ke dalam tubuh lemah tak berdaya, daging yang berkuasa atas ruh, dan pikiran yang dirasuki kicauan burung-burung, sedangkan aku telah meneguk bercawan-cawan anggur dan sering jatuh mabuk, tapi belum ada yang pernah menemukan aku terhanyut sejauh ini kecuali...

ENGKAU yang terhijabi oleh kau.
Ya. Kau. 



No comments: